Vinazullah Hidayati

Hidup Hanya Sekali Ukir Prestasi Belajar! Belajar! Belajar!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Ratu Gundu (Pentigraf 2)

Si Ratu Gundu (Pentigraf 2)

Tantangan Menulis Hari Ke-6

#TantanganGurusiana (Edisi Remedi)

.

.

Si Ratu Gundu

.

Melihat keponakannya Rio yang tengah asyik bermain kelereng bersama teman-temannya, jiwa "Ratu Gundu" Rena 27 tahun lalu kembali menggelora. Usai menyuapi Rehan, anaknya yang berumur 2 tahun itu, Rena meminta persetujuan Rio dan teman-temannya untuk ikutan bermain kelereng. Rio yang tertantang untuk mengalahkan si "Ratu Gundu" memperbolehkan Rena bermain bersama mereka.

.

Gelak tawa mengiringi permainan mereka. Meski sudah lama tak menyentuh kelereng lagi, ternyata kemampuan Rena bermain kelereng patut diacungi jempol. Pantas saja dia diberi julukan "Ratu Gundu" di masanya, pun sampai sekarang. Kegiatan yang jarang terjadi ini sontak menghipnotis keluarga dan tetangga sekitar rumah Rena. Sorak sorai terdengar dari masing-masing pendukung tim. Suasana pun seperti tengah berada di pertangdingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia.

.

Kegiatan yang berlangsung seru itu menarik perhatian Rehan. Dia berjalan ke arah Mamanya yang tengah asyik memamerkan kemampuan membidik gundu. Namun, langkahnya terhenti di sebelah sumur tua yang tak jauh dari halaman rumah mereka. Sumur itu sejengkal lebih tinggi dari Rehan. Entah apa yang membuat Rehan penasaran, dia menginjit untuk dapat melihat ke dalam sumur tua itu. Usahanya yang terlalu kuat mendorong tubuhnya hingga ikut masuk ke sumur itu. Suara tangisan Rehan tak terdengar. Rena hanyut dalam euforia nostalgia si "Ratu Gundu". Kini hanya ada penyesalan, Rehan pergi karena kelalaian.

.

.

.

Aksara_Vizu, 6 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi sedih Bu.

06 Jun
Balas

Iyaa, Pak.. Kasihan sekali Rehan, hiks... Terima kasih sudah mampir, Pak. Salam Literasi.

06 Jun

Wah Vina serba bisa, sekarang pentigraf. Barakallah. Vina tolong lihat pantun ibu yang ke 18, dan tolong diberi masukan apakah ibu nulis berlebih atau kurang per baris ya Vina. Rasanya dulu tulisan Vina ada tentang pantun, tapi sudah ibu cari-cari tidak ketemu. Barakallah Vina.

07 Jun
Balas

Terima kasih, Bu... Masih harus banyak belajar, Bu.. Salah satu caranya cobain semua.. Heheee Siap, Bu... Segera meluncur...

07 Jun

Wiiiiihhhh......kasihannya REIHAN. Sedih bu....

07 Jun
Balas

Iya Bu... Kasihan Rehan.. Harusnya Rehan dalam pengawasan, tapi karena lena yg melalaikan... Mamanya abai. Teeima kasih telah singgah, Bu. Salam Literasi.

07 Jun

Iya Bu... Kasihan Rehan.. Harusnya Rehan dalam pengawasan, tapi karena lena yg melalaikan... Mamanya abai. Teeima kasih telah singgah, Bu. Salam Literasi.

07 Jun

Waduh kasihan Reihan.

07 Jun
Balas

Iya Bu... Gundu hanyalah peumpamaan, Bu.. Saat ini banyak orang tua yg terlena dengan kesibukannya, tanpa memperhatikan anak-anaknya. Semoga mengispirasi dan memotivasi ya, Bu... Terima kasih sudah mampir, Bu.. Salam Literasi.

07 Jun

Ya Allah. Kasihan sekali anaknya

23 Jun
Balas

Terima kasih ceritanya, semoga kita tidak melalaikan anak-anak kita, karena sibuk dengan urusan kita.

07 Jun
Balas

Betul, Bu... Gundu hanyalah perumpamaan dari hal menyenangkan yg sering melalakikan kita dari kewajiban yang hatus dilakukan. Semoga menginspirasi, Bu. Terima kasih sudah mampir. Salam Literasi :)

08 Jun

Maaf, Pak... Awalnya saya menyangka Ibu2. Heheheee... Terima kasih, Pak. :D

08 Jun



search

New Post